Jumat, 08 Juli 2016

Mata Pencaharian Masyarakat Baduy

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Halo para pembaca yang budiman, pada kesempatan ini Saya akan menulilskan tentang hasil penelitian yang Saya lakukan di Baduy pada tanggal 20-22 Mei 2016. Saya berharap agar tulisan Saya dapat dipahami dan bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

Blog  yang Saya tulis ini akan membahas tentang mata pencaharian Masyarakat Baduy.

              MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT BADUY
              
Berdasarkan hasil wawancara dan penelitian Saya mengenai mata pencaharian masyarakat Baduy, maka berikut ini kami paparkan mengenai mata pencaharian masyarakat Baduy.

1.                  Hasil Observasi mengenai mata pencaharian masyarakat Baduy Luar
Mata pencaharian masyarakat Baduy Luar untuk memenuhi kelangsungan hidup :
-          Bercocok Tanam
Masyarakat Baduy Luar memenuhi kelangsungan hidup dengan bercocok tanam, bercocok tanam merupakan mata pencaharian pokok masyarakat Baduy Luar, adapun tanaman yang ditanam adalah padi huma, selain itu masyarakat Baduy Luar juga menanam pohon pisang dan rempah-rempah. Bercocok tanam dilakukan oleh laki-laki. dari usia 12 tahun sampai usia dewasa. Anak laki-laki yanag tela berusia 12 tahun sudah diperbolehkan untuk ke ladang bercocok tanam. Masyarakat Baduy Luar bercocok tanam jauh dari tempat tinggal, untuk sampai di ladang harus menempuh jarak 4 km dari tempat tinggal. Menurut kang Syafri (salah satu narasumber Saya) mengatakan bahwa di Baduy itu mata pencaharian yang pokok dan memang wajib dilakukan itu adalah bercocok tanam, karena masyarakat Baduy tidak membeli beras dari luar Baduy. Bercocok tanam sudah dilakukan sejak zaman dahulu kala dan sampai sekarang masih dilakukan demi mempertahankan hidup. Adapun teknik bercocok tanam tidak jauh berbeda dengan bercocok tanam pada umumnya, hanya saja ketika ada tanaman yang sakit atau layu maka masyarakat Baduy mengobati dengan obat-obat alami seperti campuran dari berbagai tanaman. kalau kita membandingkan dengan masyarakat di daerah lain, untuk bercocok tanam mereka menggunakan pupuk agar tanaman tidak sakit dan tidak layu, Dalam bercocok tanam pun masyarakat Baduy tidak menggunakan peralatan canggih. Mereka selalu percaya bahwa dengan peralatan sederhana maka hasil panen akan jauh lebih baik.
-          Kerajinan Tangan
Mata pencaharian masyarakat Baduy Luar selain bercocok tanam ada lagi yaitu membuat kerajinan tangan. Masyakat Baduy Luar membuat kerajinan tangan dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada, seperti: batok kelapa, rotan, koja, cangkang pucung, bambu, kapas, kayu. Kerajinan tangan yang dibuat, seperti: kalung, gelang, gantungan kunci, tas. Masyarakat Baduy Luar tidak pernah belajar khusus untuk membuat kerajinan tangan, karena mereka sudah diajarkan oleh orang tua mereka. Mereka selalu percaya bahwa apa yang diajarkan oleh orang tua mereka merupakan ajaran dari orang-orang terdahulu yang bersumber dari nenek moyang mereka. Hasil kerajinan tangan tersebut akan dipasarkan di daerah Ciboleger dan daerah lain. Ada juga yang memesan khusus untuk souvenir.
-          Menenun
Untuk perempuan di masyarakat Baduy Luar pekerjaannya yakni menenun untuk membuat kain, slendang dan baju yang mempunyai macam-macam kegunaan, sebagai penutup badan seperti kain panjang, kain sarung, sebagai selimut, dipakai juga untuk gendongan anak, sebagai ikat kepala dan ikat pinggang. Kain tenun tersebut pada mulanya dibuat hanya untuk memenuhi kebutuhan sandang dan sebagai alat tukar masyarakat Baduy yang biasanya sebagian kain akan dijual kepada pengunjung. Yang dibuat oleh perempuan dan dikerjakan didalam dan luar rumah.

2.                  Hasil Observasi mengenai mata pencaharian masyarakat Baduy Dalam
Masyarakat Baduy Dalam hampir sama dengan masyarakat Baduy luar dalam mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, seperti bercocok tanam dan menenun. Tapi untuk menenun di masyarakat Baduy dalam dikerjakannya diladang sama dengan bercocok tanam untuk lokasinya.
Berikut beberapa mata pencaharian masyarakat Baduy dalam yang tidak ada di masyarakat Baduy luar:
-          Menenun diladang
Pada masyarakat Baduy Dalam, para perempuannya melakukan aktivitas menenun seperti perempuan Baduy Luar. Namun yang membedakan disini adalah tempatnya,  jika pada masyarakat Baduy Luar kegiatan menenun dilakukan dirumah, pada masyarakat Baduy Dalam, kegiatan menenun dilakukan diladang yang jaraknya kurang  lebih empat kilometer dari pemukiman.
-          Mencari madu
Masyarakat baduy dalam juga mencari madu hutan yang nantinya dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Madu ini mereka dapatkan dari hutan atau ladang yang ada. Harga untuk madu ukuran botol besar (ukuran botol sirup marjan) dihargai dengan Rp. 100.000,-, dan Rp. 50.000,- untuk botol yang lebih kecil.
-          Menanam berbagai tanaman diladang
Pada masyarakat Baduy dalam yang bercocok tanam pada umumnya adalah laki-laki. Adapun untuk tanaman yang ditanam adalah seperti padi, pisang, durian dan lain sebagainya. Untuk laki-laki yang belum cukup umur (dibawah 10 tahun) mereka diperbolehkan untuk bekerja namun tidak diwajibkan (paling lama sekitar 1 jam). Sedangkan untuk laki-laki dewasa (diatas 10 tahun) diutamakan untuk berladang yang jaraknya jauh. Sedangkan untuk ladang yang jaraknya dekat, bisa dikerjakan oleh para perempuan.
-          Membuat gula aren
Dari yang telah kami amati, ada juga masyarakat baduy yang membuat gula aren, gula aren ini dibuat dengan cara memerah nirah diatas pohon aren, lalu kemudian dimasak hingga kental dan dicetak lalu didinginkan hingga mengeras.
Mata pencaharian pokok masyarakat Baduy :
-          Bercocok tanam padi huma
Mata pencaharian sampingan masyarakat Baduy :
-          Menenun
-          Membuat gula aren
-          Membuat kerajinan
-          Membuat tas koja

·         Ketentuan Berladang
Masyarakat Baduy berladang menggunakan sistem pertanian ladang berpindah. Jika mereka membuka hutan dengan menebang pohon lalu dibakar untuk dijadikan lahan pertanian yang disebut nyacar serang. Lahan tersebut hanya boleh digarap selama 1-2 tahun. Lahan tersebut akan dijadikan hutan kembali dan tidak boleh ditebang selama 3 tahun bahkan sampai berpuluh-puluh tahun. Ladang akan ditanami berbagai tanaman seperti padi, sayur mayur atau umbi-umbian.
Jika sudah panen mereka akan menanami pohon kecil. Apabila pohon tersebut sudah mencapai tinggi tertentu maka mereka dapat menanami kembali lahan tersebut. Pemupukan tidak memakai pupuk organik melainkan menggunakan pupuk organik yang dibuat dari campuran berbagai macam tanaman. Semua tanaman ini diaduk ratadengan campuran air tuak lalu ditebarkan pada tanaman yang mulai tumbuh dewasa. Inibiasa mereka sebut dengan pestisida alamiah. Setiap orang boleh menanami lahan yang ada tanpa merasa memiliki.
Daur pertanian itu mengikuti pola yang tetap, yaitu:
Kapat (empat), dari bulan Juni-Juli. Dilakukan kegiatan Nyacar, membersihkan lahan.
Kalima (lima), bulan Agustus. Nukuh, menebang pohon,
Kanem (enam), bulan September. Ganggang, mengeringkan pohon dan cabang tebangan.
Katujuh (tujuh), bulan September. Ngaduruk, membakar kayu kering.
Kadalapan (delapan), dari bulan Oktober-November. Ngaseuk, menebar benih.
Kasalapan (sembilan), dari bulan November-Desember. Ngirab Sawah, memupuk ladang.
Kasapuluh (sepuluh), dari bulan Desember-Februari. Ngubaran, melindungi padi dari hama atau perusakan.
Hapit limah (sebelas), dari bulan Februari-Maret. Mipit, mulai panen.
Hapit kayu (duableas), bulan Maret. Dibuat, panen raya.
Kasa (satu), bulan Maret-April. Kawalu mitembey, panen huma serang
Karo (dua), dari bulan April-Mei. Ngunjal, membawa padi ke leuit, lumbung padi.

Katiga (tiga) dari bulan mei-Juni. Narawas, membuat pematang ladang.

Jadi mata pencaharian masyarakat Baduy yaitu :
1. Bercocok tanam
2. Menenun
3. Mebuat kerajinan tangan
4. Mencari madu
5. Membuat gula aren

Sumber :
Keterangan Narasumber
1.    Kang Syafri                        : Masyarakat Baduy Dalam (tour guide)
2.    Sakiman                             : Masyarakat Baduy Dalam (berladang)
3.    Ambu Eni                           : Masyarakat Baduy Dalam (ibu rumah tangga)
4.    Ayah Nalim                        : Masyarakat Baduy Dalam (Pengrajin)
5.    Kang Jali                            : Masyarakat Baduy Dalam (tour guide)
6.    Penjual Souvenir                : Masyarakat Luar Baduy
7.    Ambu Pemilik Home Stay : Masyarakat Baduy Dalam (ibu rumah tangga)
8. Jaro Sami                             : Jaro di Cibeo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ASEAN YOUTH CULTURAL EXPOSURE 2017

ASEAN YOUTH CULTURAL EXPOSURE 2017 THAILAND Pemuda yang berprestasi sejatinya selalu melakukan hal-hal yang baru dan bermanfaat bagi sem...